Gira Nusa – Gunung Arjuno-Welirang menawarkan paket petualangan yang unik. Pendaki bisa menaklukkan dua puncak dalam satu perjalanan. Kompleks pegunungan ini terkenal di kalangan para pegiat alam. Keindahannya memadukan vegetasi rimbun dengan lanskap vulkanik aktif. Pengalaman ini menjadi daya tarik utama bagi pendaki dari berbagai daerah.
Fokus artikel ini adalah Puncak Welirang, kawah belerang, pendakian kembar. Kami akan membahas semua yang perlu Anda ketahui. Mulai dari keunikan kawahnya yang berasap. Hingga strategi terbaik untuk mendaki kedua puncak sekaligus. Informasi ini kami rangkum dari pengalaman langsung di lapangan untuk panduan Anda.
Mengenal Gunung Welirang
Gunung Welirang merupakan salah satu gunung api aktif di Jawa Timur. Namanya berasal dari bahasa Jawa yang berarti belerang. Hal ini merujuk pada aktivitas vulkanik utamanya. Puncak ini menjadi destinasi yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan kembarannya, Gunung Arjuno. Keduanya berbagi punggungan yang sama namun memiliki karakter yang kontras.
Lokasi dan Ketinggian
Secara administratif, Gunung Welirang berada di perbatasan beberapa wilayah. Wilayah tersebut meliputi Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu. Puncaknya tercatat memiliki ketinggian 3.156 meter di atas permukaan laut. Lokasi strategis ini membuatnya mudah diakses dari berbagai kota besar di sekitarnya.
Puncak Welirang merupakan bagian dari Pegunungan Arjuno-Welirang. Pegunungan ini berdampingan dengan kompleks Gunung Anjasmoro. Posisinya yang berdekatan menciptakan ekosistem pegunungan yang luas. Pendaki akan disuguhi pemandangan menakjubkan dari puncak-puncak lain di Jawa Timur saat cuaca cerah.
Keunikan Kawah Belerang Aktif
Daya tarik utama Puncak Welirang adalah kawahnya yang aktif. Kawah ini terus-menerus mengeluarkan asap solfatara pekat. Bau belerang yang menyengat akan langsung terasa saat mendekati puncak. Lanskap di sekitarnya pun terlihat tandus dan berwarna kekuningan. Ini adalah pemandangan yang eksotis sekaligus menegangkan.
Di area kawah ini, pendaki dapat melihat aktivitas penambang belerang tradisional. Mereka setiap hari naik turun gunung dengan beban berat. Kehadiran mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem Welirang. Aktivitas kawahnya yang aktif membuat area puncak menjadi pemandangan unik yang jarang ditemui di gunung lain.
Also read: Panduan Lengkap Jalur Sumber Brantas (Cangar) via Batu
Konsep Pendakian Kembar Arjuno-Welirang
Salah satu alasan utama mendaki di kawasan ini adalah efisiensi. Pendaki bisa mendapatkan dua puncak dalam satu kali perjalanan. Konsep pendakian kembar Arjuno-Welirang sangat populer. Anda hanya perlu menambah satu atau dua hari dalam rencana perjalanan. Pengalaman yang didapat tentu akan sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.
Satu Jalur, Dua Puncak
Jalur pendakian Arjuno dan Welirang terhubung di satu titik penting. Titik ini bernama Lembah Kidang, sebuah sabana luas di antara kedua puncak. Dari sini, pendaki bisa memilih tujuan selanjutnya. Anda bisa menuju puncak Arjuno terlebih dahulu. Atau langsung mengarah ke Puncak Welirang yang sudah terlihat jelas.
Mendaki Puncak Welirang sering dianggap sebagai bonus pendakian Arjuno. Namun, banyak juga yang menjadikannya tujuan utama. Terutama bagi mereka yang penasaran dengan kawahnya. Fleksibilitas ini memungkinkan pendaki merancang itinerary sesuai minat. Anda bisa menyesuaikan dengan durasi waktu dan kondisi fisik yang dimiliki.
Perbedaan Karakteristik Puncak
Meskipun bertetangga, kedua puncak sangatlah berbeda. Puncak Arjuno (Ogal-agil) dipenuhi vegetasi cantigi. Jalurnya terasa lebih sejuk dan mistis dengan banyak petilasan. Pemandangan dari puncak Arjuno lebih hijau dan luas. Banyak pendaki melakukan ziarah di beberapa titik di sepanjang jalur menuju puncaknya.
Sebaliknya, Puncak Welirang terasa lebih gersang dan terbuka. Jalur menuju puncaknya didominasi oleh batuan vulkanik. Vegetasi sangat minim karena pengaruh gas belerang. Pengalaman di Welirang lebih berfokus pada fenomena alam. Anda akan menyaksikan kekuatan bumi melalui kawahnya yang aktif dan para penambang yang tangguh.
Also read: Gunung Arjuno: Jejak Sakral, Legenda & Ritual Mistis
Jalur Pendakian Menuju Puncak Welirang
Terdapat beberapa jalur resmi untuk memulai petualangan ini. Setiap jalur memiliki karakteristik, jarak, dan pemandangan yang berbeda. Pemilihan jalur biasanya disesuaikan dengan domisili pendaki. Atau berdasarkan preferensi medan yang ingin dihadapi. Persiapan matang wajib dilakukan apapun jalur yang Anda pilih.
Via Tretes (Prigen)
Jalur Tretes adalah yang paling populer dan ramai. Titik awal pendakian berada di Kecamatan Prigen, Pasuruan. Jalur ini dikenal memiliki trek makadam yang cukup panjang. Pendaki bisa menggunakan jasa ojek hingga Pos 2 (Kop-kopan). Hal ini dapat menghemat banyak waktu dan tenaga di awal pendakian.
Setelah Kop-kopan, pendaki akan melanjutkan perjalanan ke Pondokan. Pondokan adalah area datar yang sangat luas. Tempat ini menjadi lokasi utama untuk mendirikan tenda. Dari Pondokan, perjalanan menuju Lembah Kidang dan puncak sudah lebih terbuka. Sumber air melimpah di jalur ini, terutama di area Pondokan.
Via Cangar (Batu)
Jalur Cangar dimulai dari Kota Batu. Jalur ini menawarkan pemandangan yang berbeda. Medannya dikenal lebih bervariasi dengan hutan yang lebih lebat. Sumber air juga tersedia di beberapa titik. Jalur ini akan bertemu dengan jalur Tretes di sekitar area Lembah Kidang. Pilihan ini cocok bagi pendaki dari arah Malang.
Pendaki yang memilih jalur Cangar akan melewati beberapa pos. Setiap pos memiliki kondisi yang berbeda. Perjalanan akan memakan waktu yang hampir sama dengan jalur Tretes. Namun, suasana di jalur Cangar terasa lebih alami. Jalur ini kurang populer untuk ojek, jadi persiapkan fisik untuk berjalan dari awal.
Estimasi Waktu Pendakian
Berikut adalah perkiraan waktu pendakian normal dari jalur Tretes. Waktu ini bisa bervariasi tergantung kecepatan dan kondisi tim. Perhitungan ini untuk perjalanan satu arah.
- Basecamp Tretes – Pos 2 (Kop-kopan): 2-3 jam jalan kaki (30 menit ojek)
- Pos 2 (Kop-kopan) – Pondokan: 3-4 jam
- Pondokan – Lembah Kidang: 1-2 jam
- Lembah Kidang – Puncak Welirang: 2-3 jam
- Lembah Kidang – Puncak Arjuno: 3-4 jam
Persiapan dan Perlengkapan Wajib
Persiapan adalah kunci keberhasilan dan keselamatan dalam setiap pendakian. Terutama untuk gunung dengan karakteristik khusus seperti Welirang. Pastikan Anda membawa semua perlengkapan yang dibutuhkan. Jangan pernah meremehkan kondisi alam di gunung. Cuaca bisa berubah dengan sangat cepat tanpa bisa diprediksi.
Perlengkapan Standar Pendakian
Perlengkapan dasar wajib dibawa oleh setiap pendaki. Ini termasuk tas gunung (carrier) yang nyaman. Tenda, kantong tidur, dan matras untuk beristirahat. Bawa juga jaket gunung yang tahan angin dan dingin. Logistik atau makanan harus cukup untuk seluruh durasi pendakian. Serta alat masak dan penerangan seperti headlamp.
Pakaian ganti juga sangat penting untuk menjaga tubuh tetap kering. Gunakan sepatu gunung yang kokoh dan nyaman. Jangan lupakan P3K atau kotak obat pribadi. Bawalah juga kantong sampah untuk membawa kembali semua sampah Anda. Menjaga kebersihan gunung adalah tanggung jawab kita bersama sebagai pendaki.
Perlengkapan Khusus Welirang
Untuk mendaki ke Puncak Welirang, ada perlengkapan tambahan yang wajib. Perlengkapan terpenting adalah masker pelindung pernapasan. Kami sangat merekomendasikan masker tipe N95 atau yang setara. Masker kain biasa tidak cukup untuk menyaring gas belerang. Gas ini bisa menyebabkan sesak napas dan iritasi.
Selain masker, kacamata pelindung juga sangat berguna. Kacamata akan melindungi mata dari debu dan gas belerang. Angin di puncak seringkali membawa partikel kecil yang perih di mata. Dengan dua alat ini, pendakian Anda menuju kawah belerang akan lebih aman. Anda bisa lebih nyaman menikmati pemandangan di puncak.
Menyaksikan Aktivitas Penambang Belerang
Salah satu pengalaman paling berkesan di Welirang adalah bertemu para penambang. Mereka adalah bagian hidup dari gunung ini. Menyaksikan perjuangan mereka memberikan perspektif baru tentang kehidupan. Interaksi dengan mereka bisa menjadi pelajaran berharga. Ini adalah sisi lain dari petualangan mendaki gunung.
Interaksi dengan Pahlawan Kuning
Para penambang sering disebut sebagai pahlawan kuning. Mereka menuruni kawah berbahaya untuk mengambil bongkahan belerang. Kemudian, mereka memikul beban hingga puluhan kilogram. Mereka menempuh jalur terjal yang sama dengan para pendaki. Sapaan ramah atau sekadar berbagi air minum akan sangat berarti bagi mereka.
Mereka adalah sumber informasi terbaik tentang kondisi kawah. Jangan ragu untuk bertanya dengan sopan. Mereka bisa memberi tahu area mana yang aman dan berbahaya. Pengalaman mereka hidup berdampingan dengan gunung api sangatlah luar biasa. Hormati pekerjaan mereka dan hargai setiap interaksi yang terjadi selama di jalur.
Etika Saat Berada di Area Tambang
Saat berada di sekitar area kawah atau jalur yang mereka lewati, dahulukan mereka. Beri jalan kepada penambang yang sedang membawa beban berat. Jangan menghalangi jalur mereka untuk sekadar berfoto. Ingat, mereka sedang bekerja untuk menghidupi keluarga. Keselamatan dan kelancaran kerja mereka adalah prioritas.
Hindari menyentuh bongkahan belerang yang sudah mereka kumpulkan. Itu adalah hasil kerja keras mereka. Jaga jarak aman dari bibir kawah dan area berasap tebal. Patuhi arahan atau peringatan dari para penambang. Menunjukkan rasa hormat dan empati adalah etika terbaik saat berada di wilayah kerja mereka.
Kesimpulan
Perjalanan menaklukkan Puncak Welirang, kawah belerang, pendakian kembar adalah sebuah paket lengkap. Petualangan ini menyajikan tantangan fisik yang sepadan dengan keindahannya. Anda tidak hanya disuguhi pemandangan alam yang spektakuler. Tetapi juga pelajaran hidup dari para penambang belerang yang tangguh.
Keunikan kawah yang terus berasap menjadi magnet utama. Ditambah dengan kesempatan mendaki puncak Arjuno sekaligus. Pengalaman ini menjadikannya salah satu destinasi favorit di Jawa Timur. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang menghargai alam serta manusianya, pendakian ini akan menjadi kenangan tak terlupakan.